Selamat Datang Di Blog BKM HARAPAN JAYA, BLOG INI MASIH DALAM PERBAIKAN. Terimakasih Atas Kunjungan Anda

Translate

Senin, 27 Januari 2014

Kawasan prioritas PLPBK Desa Muaro Kalaban berada di Dusun Sawah Taratak. Kawasan prioritas ini berupa kawasan pusat permukiman penduduk yang terletak di sepanjang jaringan rel kereta api dan dilalui oleh aliran Sungai Batang Lasi.  Untuk memasuki kawasan prioritas ini dari jalan utama, harus melalui dua buah jembatan yang masing-masing berada di sebelah barat dan timur kawasan.
Pemukiman penduduk tersebar terutama disepanjang sisi kiri dan kanan rel kereta api yang dibatasi oleh jalan setapak dengan lebar sekitar 3 meter.
Kawasan ini dipilih berdasarkan potensi kegiatan ekonomi, potensi lokasi, sebaran pemukiman penduduk miskin serta karakteristik lingkungan pemukiman.
Berdasarkan potensi ekonomi, Dusun Sawah Taratak dikenal sebagai kampung sate, dimana sebagian penduduknya berusaha sebagai penjual sate keliling disamping kegiatan penduduk sebagai petani dan pedagang.  Usaha pembuatan sate ini telah dilakukan oleh sebagian besar rumah tangga yang ada, namun belum ada tempat berjualan yang khusus di dusun ini sebagai ciri khas kegiatan ekonomi masyarakatnya.
Berdasarkan potensi lokasi, lokasi prioritas merupakan area yang cukup potensial untuk dikembangkan karena memiliki lahan yang relative datar hingga landai, dan cukup mudah untuk diakses dari jalur jalan utama.
Dusun Sawah Taratak memiliki penduduk 859 jiwa yang terdiri dari 203 KK dan merupakan jumlah penduduk ketiga terbanyak di Desa Muara Kalaban setelah Dusun Sawah Tambang dan Dusun Balai-balai.  Di Dusun Sawah Taratak ini terdapat 65 KK miskin dari total 192 KK Miskin yang ada di Desa Muaro Kalaban dan merupakan dusun dengan KK miskin terbanyak.
Karakteristik lingkungan kawasan permukiman prioritas yang diapit oleh sungai di sebelah barat, utara dan timur serta perbukitan disebelah selatan serta keberadaan jalur kereta api yang membelah kawasan, menyebabkan pengembangan kawasan permukiman menjadi sangat terbatas.  Kondisi ini diperparah oleh terbatasnya akses kawasan, baik akses masuk yang harus melalui jembatan maupun akses didalam kawasan, selain itu kondisi sanitasi serta ketersediaan saluran drainase yang minim menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan fisik di kawasan ini. Jelasnya orientasi dan deleniasi kawasan prioritas.